twitter
    .

Jumat, 18 November 2016

Off-road Ekspedisi Part 1

Persiapan Sebelum Tempur

Perjalanan off-road gak ada matinya. Semua event yang melibatkan perjalanan jauh di medan berat, tak hentinya menarik perhatian penggemar off-road dan pemilik jip 4x4. Dalam skala besar, simak saja kiprah IOX yang terus bertumbuh popularitasnya atau event  Safari, yang setiap tahun selalu dirayakan.

Event non kompetisi semacam ini, dianggap sebagai soul-nya hobi off-road, karena melibatkan medan ekstrem, skill, perjalanan jauh dan brotherhood tinggi di antara peserta.

Lantaran peminatnya terus bertambah, tak sedikit pula peserta pemula yang bingung dengan persiapannya. Apalagi bila melihat persiapan yang rata-rata “serem”. Peralatan camping yang dibawa komplet, serta perlengkapan kendaraan yang tak kalah menakutkan, dengan winch depan-belakang, ban besar, roof rack, suspensi heavy duty, dan roll cage sekeliling bodi.

Daya tarik ekspedisi, tak lepas dari kisah para peserta melepaskan diri dari sulitnya medan yang dihadapi. Perjalanan yang penuh siksaan mental dan fisik, termasuk kendaraan, memang sangat menarik. Dari medan berat yang nyaris mustahil dilalui, seperti lumpur pekat sedalam pinggang, tanjakan terjal bersisi jurang, turunan yang memaksa penggunaan winch, hingga cuaca buruk di tengah hutan, semua jadi bagian dari perjuangan panjang melepaskan diri dari obstacle.

Event ekspedisi semacam ini diminati terutama bagi para off-roader yang sudah terbiasa ber-adventure, setidaknya pernah melakukan perjalanan off-road atau camping 2 hingga 3 hari. Bedanya, kali ini perjalanan bisa berlangsung nonstop hingga 10 hari! Alhasil menjadi semacam uji kekuatan dan ketangguhan, yang dapat membuat ketagihan.

Akan tetapi, kebiasaan di perjalanan off-road singkat jauh berbeda dari perjalanan panjang. Yang kerap kali butuh persiapan khusus. Persiapan tepat itu butuh pengalaman. Yang hanya didapat ketika ikut sendiri dalam ekspedisi panjang.

Kali ini, saya coba beberkan berdasarkan pengalaman sendiri. Ada beberapa pendekatan untuk menghadapi ekspedisi besar. Ada yang menganggap persiapan sebaiknya selengkap mungkin, dengan membawa semua barang yang bisa dimasukkan ke jip. Ada juga yang melihat sebaliknya, bawalah benda yang paling penting saja, agar beban kendaraan minim.

Ban dan Winch

Beberapa hal penting, termasuk winch, ban M/T, serta snorkel. Tiga hal itu dianggap krusial untuk perjalanan ini. Termasuk hal penting lain, seperti perlengkapan camping, makan dan alat masak, hingga beberapa perlengkapan untuk recovery.



Intinya, pastikan semua hal mendasar terpenuhi, seperti soal kendaraan. Gak usah pusing soal modifikasi suspensi dan lain-lainnya. Tapi pentingkan kondisi kendaraan itu sendiri.

Maka hal terbaik yang perlu dilakukan adalah memastikan semua komponen fast moving dan rentan bermasalah, dalam kondisi baru. Ini pun sebaiknya dilakukan jauh hari sebelum event, agar ada waktu untuk menjajalnya sebelum event. Toh, komponen baru pun kadang rusak sebelum waktunya.

Tidak ada patokan komponen mana yang jadi prioritas, karena setiap bagian bergerak berperan penting. Bila sudah di trek, radiator jebol atau water pump rusak sama repotnya dengan kerusakan as roda, kopling, girboks, atau tie rod. Bila ada keraguan, sebaiknya konsultasi dengan mekanik kepercayaan, atau yang sudah berpengalaman di event ekspedisi.

Beberapa orang sering membeli komponen atau onderdil baru ketika mengetahui komponen tersebut sudah kurang sempurna, dan membawa komponen itu dalam perjalanan nanti. Memang, ini menghemat biaya penggantian di bengkel atau di rumah, karena saat di trek, biasanya banyak yang membantu perbaikan bila komponen di kendaraan jebol. Tapi, sebaiknya sikap begini dihindari. Karena akan membuang waktu ketika di perjalanan.

Setelah kondisi dasar kendaraan beres, barulah melangkah ke aksesori. Bagian ini yang paling disukai para penggemar off-road.

Pertama, adalah soal ban. Tentu, pilihan utama adalah ban off-road jenis extreme atau XT. Pilihan favorit para offroader, termasuk Simex Centipede Extreme Trekker, lalu Silverstone MT 117 Extreme, dan Savero Komodo Extreme (yang dibuat oleh GT Radial dari Indonesia. Beberapa tahun terakhir, Maxxis Trepador juga mulai disukai, lantaran tersedia dalam ukuran hingga 37 inci, sementara yang lain rata-rata 35 inci, atau maksimal 37 inci.

Dengan ban tipe extreme, kita lebih mudah melewati medan berat semacam lumpur dalam, atau bagian yang biasanya licin, dan meminimalkan kerja winch.

Hal penting soal ban, adalah ukuran yang tepat. Ban yang besar, memang memudahkan melewati medan berat itu, tapi ada konsekuensinya. Ukuran ban besar dan bobot yang juga besar, menambah beban pada drivetrain. Ini memicu kerusakan pada komponen lain, seperti as roda dan CV (constant velocity) joint.

Perlu juga memperhatikan bahwa ukuran yang tertera pada ban, tidak selalu seragam. Beberapa ban yang dicap 33 inci, saat diukur ternyata 32,5 inci. Sebaliknya, beberapa ban yang disebut 32 inci, malah lebih besar dari ban 33 inci. Perbedaan semacam ini sudah lumrah di kalangan industri ban. Dan perbedaan itu juga dipengaruhi lebar pelek yang digunakan, serta tekanan anginnya.

Tak ada ketentuan pasti soal pilihan ban terbaik. Semuanya kompromi. Ban besar sakti di medan berat, tapi berpeluang besar merusak komponen. Ban kecil, akan menyulitkan di trek berat, tapi memperkecil risiko kerusakan kaki-kaki.

Namun begitu, sebaik-baiknya pilihan ban Anda, pasti ada bagian trek yang menuntut penggunaan winch. Ini tanpa kecuali. Malah, beberapa trek ekstrim, justru didominasi recovery dengan winch. Sehingga, pilihan winch pun tak kalah penting dari ban.

Biasanya, off-roader serius memilih winch jenis PTO (power take-off), dimana putaran winch ditenagai oleh mesin jip itu sendiri, via girboks. PTO ini terkenal tangguh, dan kuat dipakai winch seharian, selama mesin hidup dan safety pin belum rusak. Safety pin ibarat sekering yang melindungi kerusakan winch dan komponennya.

Memang, banyak off-roader yang memperkuat safety pin itu, via pengelasan atau penggunaan bahan yang lebih kuat. Tapi, ini hanya menggeser kerusakan ke komponen lain ketika bebannya sudah terlalu berat. Langkah semacam ini tidak disarankan.


Pilihan paling populer dan praktis saat ini, adalah winch elektrik. Winch ini masih dapat digunakan ketika mesin mati, meski hanya sebentar, sebelum aki-nya kehabisan daya. Karena itu, sistem kelistrikan yang memadai, juga penting. Periksa kesehatan alternator, dan sebaiknya gunakan aki baru sebelum perjalanan dimulai. Seperti disebut sebelumnya, hindari membeli aki baru sesaat sebelum event. Usahakan membeli aki beberapa minggu sebelumnya, agar dapat menguji kualitasnya. 
 
Bila dana memungkinkan, memasang sistem kelistrikan dengan dua aki akan bermanfaat. Meski begitu ada saatnya winching harus dihentikan sementara, sembari menunggu aki terisi kembali. Toh, event semacam ini tidak buru-buru kok.

Satu hal yang tak kalah pentingny sebelim memulai pertempuran di medan berlumpur, selalu awali dengan Do'a agar pertempuran dapatdapat berjalan dengan lancar.

DEFINISI JEEP

Jeep adalah sebuah perusahaan multinasional yang menghasilkan berbagai macam produk mobil. Jeep adalah kendaraan off-road tertua yang ada didunia. Kendaraan Jeep pertama kali muncul pada perang dunia kedua. Saat itu, Jeep dipakai sebagai kendaraan militer AD Amerika & sekutu.
Ada banyak penjelasan tentang asal muasal kata 'Jeep'. Teori yang paling banyak dipegang ialah bahwa militer Amerika menganggap kendaraan tersebut adalah GP ('General Purpose' atau berarti 'Tujuan Pemerintah') yang kemudian berkembang pada kata 'Jeep'.
Penjelasan lain ialah berasal dari sebuah kartun 'Popeye' yang diciptakan oleh EC Siregar, yaitu 'Eugene Jeep'.
Menurut 'Fighting Forces' oleh Clinton A. Sanders pada kamus Slang Militer yang diterbitkan tahun 1942, memberikan definisi seperti ini:
"Jeep adalah Sebuah kendaraan Four-Wheel Drive yang berfungsi sebagai kendaraan pengintai atau kendaraan tentara dengan kapasitas 1 - 1½ ton. JEEP juga diistilahkan pada mobil bantam atau kendaraan bermotor lainnya (di Amerika) di Korps Udara, Link Trainer, Pasukan Lapis Baja, Kendaraan militer berkapasitas 1 - 1½ ton, Juga sebutan kepada pesawat kecil atau helikopter."
Definisi ini didukung oleh istilah 'Jeep Carrier' untuk merujuk pada operator berkapasitas kecil AL.
Awal tahun 1941, Willys Overland menunjukan kemampuan kendaraan off-road ketika ditest oleh test driver Willys, Lrving 'Red' Haussmann yang baru saja mendengar tentara di Fort Holabird menyebutnya sebagai 'Jeep'. Ketika ditanya oleh wartawan Wasington Daily News, Lrving menjawab, "Itu sebuah Jeep".
Lalu Trademark JEEP diaplikasikan pada bulan Februari 1943 oleh Willys Overland. Sebagai satu-satunya perusahaan yang terus-menerus menghasilkan kendaraan Jeep setelah perang, pada Juni 1950 Willys-Overland dan mempunyai hak istimewa menggunakan nama "Jeep" sebagai merek dagang terdaftar.